KATA SUKABUMI – Lintas Aktivis Sukabumi (LAS) soroti hasil pekerjaan pembangunan jalan produksi pendaratan ikan di Kecamatan Tegalbuleud, Kabuaten Sukabumi.
Bagaimana tidak, pekerjaan pembangunan jalan dengan anggaran Rp708.740.000.000 itu terkesan asal asalan.
Koordinator LAS Gilang Gusmana mengaku telah mendapatkan beberapa aduan masyarakat yang berdomisili di Desa Buniasih. Khususnya Jalan Babadan, Kecamatan Tegalbuleud, tentang hasil pekerjaan yang diduga tidak maksimal.
“Kami sangat menyesalkan anggaran yang cukup lumayan besar tidak dimaksimalkan dengan baik. Bahkan terbilang asal asalan,” tegas Gilang.
Terlebih lagi, Gilang Gusmana mengaku asli kelahiran daerah sana yang tentunya menjadi catatan khusus untuk bisa menyuarakan apa yang memang menjadi keluh kesah masyarakat Tegalbuled.
“Tentunya kami akan pertanyakan terkait pembangunan jalan tersebut yang telah dikerjakan oleh CV.TIRTA ARGA,” tegasnya.
Untuk itu, dirinya meminta dinas terkait harus bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut, karena selain fungsi administratif, dinas seyogyanya harus memaksimalkan dalam fungsi pengawasannya
“Pengawasan dinas kami anggap tidak maksimal selama pelaksaan pekerjaan berlangsung,” cetusnya.
Baca Juga: PJ Wali Kota Sukabumi Salurkan Beras CPPD Kepada 40 Warga Sindangpalay
Menurut informasi yang diterimanya, selain pekerjaannya yang terkesan asal asalan, diduga CV.Tirta Arga selaku pelaksana pekerjaan disinyalir menyisakan hutang kepada suplyer material dan buruh pekerja.
“Melihat hal tersebut kami Lintas Aktivis Sukabumi dalam waktu dekat ini akan melayangkan somasi kepada dinas terkait. Tidak hanya itu, kami akan advokasi langsung kantor CV.Tirta Arga dan mendesak untuk bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya,” pungkasnya.
Baca Juga: Bappeda Kota Sukabumi Fokus Penyerapan Anggaran di November 2023 Rampung
Sementara itu, dihubungi melalui aplikasi perpesanan Kadis DKP Kabupaten Sukabumi Nunung Nurhayati menerangkan, bahwa kegiatan pembangunan jalan produksi pendaratan ikan di wilayah Tegalbuleud tersebut adalah dengan sistem lelang atau tender.
“Rencananya dalam waktu dekat dari inspektorat akan turun langsung ke lokasi pembangunan tersebut,” ucapnya.
Pantauan di lokasi pembangunan jalan produksi pendaratan ikan di Tegalbuleud itu sudah mengalami kerusakan. Padahal dari informasi warga baru selesai dikerjakan.
Diduga material aspal dan batu split dan bahan lainnya sengaja dikurangi sehingga kualitasnya sangat kurang maksimal. (*).