KATASUKABUMI – Belum lama ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) telah meluncurkan aplikasi Parasut atau Perangkat Administrasi Persuratan yang merupakan aplikasi e-office.
Kehadiran aplikasi Parasut ini merupakan upaya untuk menghadirkan perubahan di Pemerintah Kota Sukabumi ke arah yang lebih baik sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.
Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji mengungkapkan, aplikasi yang secara efektif digunakan pada 15 Januari 2024 merupakan salah satu implementasi dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan dalam fungsinya mengadopsi tata naskah yang telah berlaku di lingkup pemerintah.
Baca Juga: Tingkat Pengangguran di Kota Sukabumi Masih Tinggi, Kadisnaker: Tahun Lalu Capai 8,53 Persen
“Hari ini dilaunching dan pada Januari 2024 dimulai penggunaannya. Tetap format dan mekanisme tata naskah yang kita lakukan itu kita terapkan, hanya lebih cepat, karena kita harus cepat juga melayani masyarakat. Kita kerjasama dengan BSSN dalam sistem keamanannya. Insyaallah ini akan menjadi yang terbaiklah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Sukabumi, Rahmat Sukandar menjelaskan, aplikasi Parasut adalah bagian pertama dari Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan Online Kota Sukabumi atau Simponi yakni super apps yang akan menaungi berbagai aplikasi didalamnya.
Menurutnya Simponi akan memiliki empat bagian utama yakni layanan aplikasi administrasi internal dan layanan aplikasi untuk menyerap aspirasi, informasi dan komunikasi dengan masyarakat.
“Kemudian layanan pemerintah kepada masyarakat dan dunia usaha, serta layanan aplikasi terkait pelaksanaan program prioritas pemerintah seperti penanganan stunting,” terangnya.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting dan Kemiskinan, Bappeda Kota Sukabumi Launching Aplikasi SIAPDATE
Rahmat menambahkan bahwa hadirnya Simponi merupakan solusi untuk mengatasi salah satu kendala yang dialami oleh Pemerintah Kota Sukabumi dalam penerapan teknologi digital yakni terlalu banyak aplikasi tanpa integrasi dan keterhubungan satu sama lain.
“Kami inventarisir bahwa terdapat 132 aplikasi berbasis website, android dan ios, namun hanya 30 aplikasi yang aktif, sisanya hidup segan mati tak mau. Aplikasi yang aktif pun tidak terintegrasi maupun terhubung,” pungkasnya.
Reporter : Sandi