SUKABUMI – Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan evaluasi inovasi daerah Kota Sukabumi tahun 2024 sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh perangkat daerah.
Apresiasi ini merupakan kepatuhan perangkat daerah dalam pelaporan inovasi yang sebagai wujud loyalitas dan dukungan kepada kepala daerah, dalam mencapai target indeks inovasi daerah yang merupakan salah satu indikator kinerja utama (IKU) Kepala Daerah Kota Sukabumi.
“Saya berharap, inovasi yang dilahirkan bisa dirasakan dampaknya secara luas oleh masyarakat,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, usai rakor dan evaluasi inovasi daerah Kota Sukabumi tahun 2024, di salah satu hotel di Jalan Siliwangi.
Dalam momen tersebut, Kusmana juga mengapresiasi kepada seluruh inovator telah bekerja keras karena melaporkan inovasinya ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam ajang IGA 2024. Sehingga Kota Sukabumi mendapat predikat Kota Sangat Inovatif.
“Inovasi harus memberikan manfaat lebih luas, atau lebih banyak kepada warga. Dengan rakor ini, perangkat daerah terpicu lagi menjadikan Sukabumi sebagai kota terinovatif,” tandasnya.
Kusmana menargetkan, tahun depan Kota Sukabumi dengan pemimpin yang baru mampu bisa lebih baik sehingga dapat membangun Kota Sukabumi yang lebih baik lagi. Terutama dengan inovasi pelayanan kepada masyarakat.
“Jadi, inovasi harus terus dikembangkan dan harus ditingkatkan kapasitasnya, baik insan kesehatan, pendidikan, wilayah dan lainya,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Penelitian dan Pengembangan (Litbang) (Bappeda) Kota Sukabumi, Ismail Aini, menambahkan bahwa pada 2024 itu Pemkot Sukabumi telah melaporkan inovasi daerah kepada Kemendagri untuk dilakukan penilaian sebanyak 305 inovasi, yang berasal dari perangkat daerah sebanyak 35 inovasi, RSUD 28 inovasi, UPTD Labkesda dan puskesmas 149 inovasi, kecamatan 20 inovasi, kelurahan 63 inovasi, sekolah 8 inovasi dan BUMD 2 inovasi.
“Jumlah inovasi yang berupa digital sebanyak 108 atau 35 persen, dan inovasi non digital 197 atau 65 persen. Dari 305 inovasi itu, dipilih 238 inovasi yang memiliki nilai kematangan di atas 70 persen untuk dikirim pada ajang IGA 2024,” pungkasnya.