SUKABUMI – Focus Group Discussion (FGD) tentang perencanaan pembangunan bagi penyandang disabilitas, lansia, perempuan, dan anak Kota Sukabumi tahun 2024 digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi.
Hadir dalam kegiatan tersebut Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, dan Kepala Bappeda Kota Sukabumi, Asep Suhendrawan.
FGD ini bertujuan untuk membangun Kota Sukabumi yang lebih adil dan ramah bagi seluruh kelompok yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Sejalan dengan RPJPD Kota Sukabumi tahun 2025-2045 dan visi kota adalah menjadikan Sukabumi kota kreatif, unggul, berbudaya dan berkelanjutan,” ujar Kusmana.
Dalam kerangka mewujudkan visi ini, Pemkot Sukabumi memilki delapan misi utama, diantaranya mengembangkan sumber daya manusia yang berakhlak dan berdaya saing, mempercepat transformasi ekonomi yang berkeadilan, menyediakan infrastruktur yang merata dan berkelanjutan hingga meningkatkan kualitas sarana dan prasarana perkotaan.
Berdasarkan data terkini, kata Kusmana, jumlah penduduk Kota Sukabumi mencapai 367.457 jiwa, terdiri dari 182.826 perempuan dan 184.631 laki laki. Kemudian kelompok rentan lainnya 118.749 anak dan 40.816 lansia. Lalu penyandang disabilitas 436 orang.
Angka ini menjadi landasan penting dalam membuat kebijakan menyeluruh dan tepat sasaran bagi seluruh warga Kota Sukabumi tanpa terkecuali.
“Dalam arah pembangunan, berfokus pada peningkatan kualitas anak, keluarga, pemuda dan gender dengan arah kebijakan melalui empat tahapan,” ucapnya.
Tahap pertama yaitu pemenuhan hak dan perlindungan bagi anak, perempuan, pemuda, penyandang disabilitas, dan lansia. Pada tahap ini, lanjut Kusmana, Pemkot Sukabumi berkomitmen memastikan kelompok-kelompok ini mendapatkan hak-hak dasar yang layak seperri akses terhadap pendidikan, kesehatan, perlindungan dari diskriminasi dan kesempatan untuk berkembang secara maksimal
Selanjutnya, tahap kedua yaitu penguatan pengarusutamaan gender dan inklusi sosial dalam pembangunan. Terutama, memastikan peran perempuan pemuda dan penyandang disabilitas serta lansia terintegrasi dalam berbagai aspek pembangunan baik ekonomi, sosial, maupun politik.
“Tahap ketiga yaitu perluasan pemberdayaan perempuan, pemuda, penyandang disabilitas dan lansia di berbagai bidang pembangunan. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat pembangunan tetapi juga turut andil dan menjadi penggerak di berbagai sektor sehingga dapat lebih mandiri dan produktif,” jelasnya.
Tahap keempat, kata Kusmana, peningkatan partisipasi aktif anak, perempuan, penyandang disabilitas dan lansia dalam pembangunan. Dimana, pemerintah mengundang anak, perempuan, pemuda, penyandang disabilitas dan lansia untuk menjadi bagian dalam proses pembangunan melalui keterlibatan dalam forum musyawarah, pengambilan keputusan serta pemberdayaan lainnya.
“Dalam pelaksanaan misi ini, kami ingin membangun Sukabumi yang lebih adil dan ramah bagi seluruh kelompok yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Mari pastikan setiap warga tanpa memandang usia, jenis kelamin atau kondisi fisik dapat hidup dengan sejahtera, aman dan penuh peluang untuk berkembang,” pungkasnya.