KATA SUKABUMI – Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Nunung Nuhayati akhirnya angkat suara terkait dengan persoalan pembangunan jalan produksi pendaratan ikan, di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, yang dinilai tidak asal asalan.
Nunung membenarkan bahawa pekerjaan jalan di Kecamatan Tegalbuleud tersebut dinilai kurang layak. Bahkan, dirinya telah menyampaikan kepada pengawas dan penyedia untuk segera menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki pekerjaan tersebut.
“Saya sudah memerintahkan untuk melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik konsultan perencana, maupun konsultan pengawas,” ujar Nunung melalui pesan whatsapp.
Baca Juga: Inilah Sejumlah Persoalan di Kota Sukabumi yang Disoroti PC PMII!
Tidak hanya itu, sambung Nunung, juga kepada pelaksanaan kegiatan, termasuk pendamping dari inspektorat.
“Harus ada labnya dan dimonitoring dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan selesai,” ucap Nunung.
Nunung menegaskan, sampai saat ini pihaknya belum melakukan serah terima dan pembayaran pekerjaan, karna ada beberapa pertimbangan.
Baca Juga: Hore, Bakal Ada Kuliner Malam di Kota Sukabumi
“Ya, sebagai informasi tambahan sampai saat ini kami belum bisa melakukan serah terima dan pembayaran pekerjaan. Maka dari itu, kepada pengawas dan penyedia segera sesaikan segala permasalahan dan memperbaiki pekerjaan jalan tersebut,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Lintas Aktivis Sukabumi (LAS) soroti hasil pekerjaan pembangunan jalan produksi pendaratan ikan di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.
Pekerjaan pembangunan jalan dengan anggaran Rp708.740.000.000 itu terkesan asal asalan. Bahkan baru selesai dibangun sudah rusak kembali.
Baca Juga: Momentum HSP 2023, Anggota DPRD Kota Sukabumi: Jadilah Pemuda Idaman
Koordinator LAS Gilang Gusmana mengaku telah mendapatkan beberapa aduan masyarakat yang berdomisili di Desa Buniasih. Khususnya Jalan Babadan, Kecamatan Tegalbuleud, tentang hasil pekerjaan yang diduga tidak maksimal.
“Kami sangat menyesalkan anggaran yang cukup lumayan besar tidak dimaksimalkan dengan baik. Bahkan terbilang asal asalan,” tegas Gilang. (*).
Reporter: Santos