SUKABUMI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi telah menangani 1.304 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Jumlah tersebut terhitung dalam kurun Januari-Agustus 2024. Namun dalam kurun waktu delapan bukan itu terdapat enam kasus dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan data dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, pada Januari tercarat ada 129 kasus, Februari 167 kasus, Maret 139 kasus, April 204 kasus, Mei 220 kasus, Juni 173 kasus, Juli 162 kasus dan Agustus 110 kasus.
“Untuk kasus yang meninggal dunia yaitu satu kasus di April, tiga di Mei, satu di Juni dan satu di Juli,” ujar Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Reni Rosyida Muthmainnah, pada Sabtu (21/9/2024).
Guna menekan kasus tersebut, kata Reni, penanggulangan DBD sebagai penyakit menular dilakukan melalui vektor nyamuk dan perlu adanya peran serta dari semua sektor.
“Bidang kesehatan terus menggencarkan promotif dengan melakukan promosi kesehatan melalui media sosial, penyuluhan di Posyandu dan komunitas lainnya,” ungkapnya.
Selain itu, sambung Reni, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menerapkan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Program itu bertujuan untuk mengoptimalkan segenap anggota keluarga menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di rumahnya masing-masing.
“Kami juga mengaktifkan kelompok operasional penanggulangan DBD atau Pokjanal di berbagai tingkatan RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kota, sehingga dengan berbagai upaya itu diharapkan mampu menekan jumlah kasus DBD di Kota Sukabumi,” jelasnya.
Reni berharap dengan berbagai upaya yang pihaknya lakukan dapat menekan tingginya kasus DBD di Kota Sukabumi.
“Kami harap semua elemen dapat berperan aktif dalam menekan kasus ini. Karena tanpa adanya peran serta semua unsur maka akan sulit ditekan,” pungkasnya.