KATASUKABUMI.com – Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, memberikan arahan dalam momen Forum Perangkat Daerah (FPD) di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), pada Selasa (25/2/2025).
Kegiatan FPD ini sangatlah penting dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah tahun 2026, terutama dalam pencegahan dan penanganan stunting.
“FPD ini dalam merumuskan perencanaan program dan kegiatan di DP2KBP3A, misalnya penanganan stunting melalui posyandu. Dimana, ada program insentif sebesar Rp500 ribu per posyandu dalam pencegahan penanganan stunting,” ujar Bobby.
Harapannya, kata Bobby, angka stunting bisa terus menurun di Kota Sukabumi. Namun akar dari masalah ini yakni ekonomi, karena jika ekonomi berjalan maka anak bisa sekolah dan tidak berpikir untuk cepat menikah. Sehingga dengan mengatur waktu pernikahan bisa melahirkan keluarga berkualitas.
Dalam momen ini Bobby menyampaikan visi, misi, program unggulan dan arahan pembangunan 2026. Visi mewujudkan masyarakat Kota Sukabumi yang inovatif, mandiri, agamis, nasionalis (IMAN).
Untuk mencapai visi tersebut, lima misi utama telah dirancang. Misi pertama yaitu, pengembangan sumber daya manusia dan keterampilan masyarakat berbasis vokasi, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Kedua pengamalan nilai-nilai agama, sosial, budaya dan memperkuat toleransi, ketentraman serta ketertiban umum. Ketiga, pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata. Keempat, peningkatan kualitas lingkungan dan infrastruktur publik. Kelima, penguatan tata kelola pemerintah untuk pelayanan publik berkualitas.
Dari lima misi itu, terang Bobby, dipaparkan dalam 19 program unggulan, yakni misi pertama ada enam program unggulan. Keenamnya yaitu beasiswa sarjana (berbasis kewilayahan dan disabilitas), pendidikan vokasi melalui optimalisasi BLK, pemuda berdaya (optimalisasi peran dan anggaran kepemudaan), peningkatan puskesmas (layanan puskesmas gratis, homecare, ambulance), posyandu ayeuna (operasional posyandu), dan pusat konseling keluarga ayeuna (ponsel ayeuna) (konseling ibu, ayah, anak, remaja).
Dalam misi kedua ada dua program yakni Sukabumi Kota Wakaf, serta optimalisasi peran masyarakat dalam pembangunan (insentif marbot, guru ngaji, RW, RT, Linmas, karang taruna).
Dalam misi ketiga, ada dua program, yakni menata kebaikan tech dan dana bergulir (Dana abadi). Dimisi keempat ada satu program, yakni infrastruktur ayeuna (Stadion bertaraf nasional dan infrastruktur publik lainnya).
Misi kelima, ada tiga program, yakni Sukabumi menyala (layanan publik terintegrasi), Ngopi (Ngobrol Hepy Bareng Wali Kota), dan layanan ambulans jenazah.
Dalam momen itu, Bobby juga menyampaikan kapasitas fiskal Kota Sukabumi dan kondisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2024. Selain itu, upaya Normalisasi APBD dan peningkatan PAD.
Ia juga menjelasakan efisiensi anggaran. Melalui mengelola keuangan daerah dengan efektif dan efisien, lanjut Bobby, anggaran difokuskan pada pelayanan publik dan kegiatan yang langsung manfaatnya dirasakan masyarakat, serta kurangi kegiatan seremonial yang bersifat pendukung dan tidak memiliki output yang terukur.
Arahan Wakil Wali Kota Sukabumi dalam FPD 2026 pertama, yakni laksanakan FPD ini dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Saling menghargai pendapat dan menciptakan suasana kondusif untuk berdialog akan memastikan bahwa setiap suara didengar.
“Pastikan rencana kerja yang disusun oleh perangkat daerah dapat menembak langsung pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, dan outcome RPJMD yang disusun, serta mempertimbangkan pencapaian visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan RPJPD,” ungkapnya.
Terakhir, sambung Bobby, usulan kegiatan dilakukan secara realistis dan efisien. Selain itu, hilangkan usulan yang copy paste dan bersifat seremonial. Selanjutnya, fokus pada implementasi program unggulan, baik pusat, provinsi maupun kota, serta yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
Adapun isu dan tantangan pembangunan Kota Sukabumi 2025-2045. Diantaranya perekonomian dan pembangunan, yakni indikator makro, pemerataan pembangunan dan ekraf serta pariwisata. Selanjutnya, pembangunan berkelanjutan mengenai infrastruktur dan lingkungan hidup serta ketersediaan pangan.
Berikutnya kebijakan nasional, provinsi, dan wilayah sekitar, yakni jalan tol, doubel trek, dan kebijakan Kabupaten Sukabumi.
Selain itu, kata Bobby, bonus demograf, yakni penduduk produktif dan lansia. Aspek sosial budaya yakni modernisasi, urbanisasi dan budaya lokal. Terakhir, digitalisasi dan teknologi informasi yaitu iptek dan riset serta tata kelola pemerintahan menyangkut otonomi daerah, pelayanan publik dan SDM.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Kota Sukabumi, Yadi Mulyadi, menambahkan pihaknya fokus dalam penanganan stunting di hulu. Terutama dengan menggerakkan posyandu dalam pencegahan stunting.
“Jadi kita akan fokus pada penanganan stunting dengan cara menggerakkan posyandu,” singkatnya. (Boy)