KATASUKABUMI.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Sukabumi, melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolres Sukabumi Kota, pada Rabu (26/3/2025). Aksi kalo ini mahasiswa tak melakukan orasi dalam unjuk rasa tersebut. Sebaliknya, mereka melakukan aksi bungkam atau tutup mulut dan aksi teatrikal.
Ketua Cabang PMII Kota Sukabumi, Bahrul Ulum, mengatakan aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk protes atas aksi brutal dan represifitas aparat saat demo mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Sukabumi pada Senin (24/3/2025) kemarin. Demo berujung kericuhan hingga salah seorang mahasiswa kader PMII terluka parah dan harus mendapat perawatan intensif di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
“Ini adalah bentuk kritik dan protes terhadap Polres Sukabumi Kota yang dipimpin oleh ibu AKBP Rita, yang anggotanya cukup brutal terhadap penanganan aksi demontrasi, dimana ada salah satu korban dari kader kami, yaitu sahabat Zaki. Sampai saat ini kondisi Zaki masih terbaring di rumah sakit setelah operasi,” ujar Bahrul, kepada awak media.
“Kenapa dengan aksi bungkam atau tutup mulut, kiranya ini salah satu bentuk protes kami karena kalaupun biasanya kita dengan suara lantang sudah pernah didengungkan, sekarang kami coba dengungkan dengan senyap. Entah akan didengar atau tidak,” tambahnya.
Ia menjelaskan, PMII Kota Sukabumi bersama tim kuasa hukum sudah melaporkan aksi brutal tersebut dan menunggu tindak lanjut. Maka dari itu, pihaknya mendesak Polres Sukabumi Kota untuk segera mengusut tuntas aksi represifitas aparat ini dan mengungkap kepada publik. Ia juga meminta agar Kapolres Sukabumi Kota dicopot dari jabatannya.
“Jangan sampai pelakunya tidak diadili. Dan kami juga mendesak agar Kapolres Sukabumi Kota, Ibu AKBP Rita dicopot dari jabatannya. Kami juga fokus saat ini pada korban. Kondisinya saat ini masih dalam perawatan, baru selesai operasi karena hidungnya patah dan sempat pendarahan di dalam,” tegasnya.
Di tengah aksi bungkam, massa aksi juga melakukan pelemparan uang koin ke hadapan Polres Sukabumi Kota. Menurut Bahrul, aksi pelemparan koin itu sebagai simbol apresiasi atas kinerja kepolisian yang baru bergerak cepat ketika ada uang.
“Itu simbol bahwa ketika ada masyarakat biasa melaporkan apapun kasus, itu biasanya tidak diproses. Maka kita pun melempar koin sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja mereka. Itu menandakan bahwa kita pun kecewa terhadap pelayanan yang ada di Polres Sukabumi Kota,” tandasnya.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Polres Sukabumi Kota terkait aksi mahasiswa tersebut. (Boy)